Tampilkan postingan dengan label LOGO. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LOGO. Tampilkan semua postingan


Pengertian Lambang

Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal tetap yang mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka yang dicita-citakan oleh gerakanPramuka. Lambang tersebut diciptakan oleh Almarhum Bapak Soenardjo Atmodipuro, seorang Pembina Pramuka yang aktif bekerja sebagai pegawai tinggi Departemen Pertanian. Lambang Gerakan Pramuka ini digunakan sejak tanggal 14 Agustus 1961,pada panji Gerakan Pendidikan Kepanduan Nasional Indonesiayang dianugerahkan kepada Gerakan Pramuka.

Bentuk dan Arti Kiasan
Bentuk Lambang Gerakan Pramuka adalah gambar bayangan (silluette) tunas kelapa.Arti kiasan adalah :
  • Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan CIKAL dan istilah CIKAL-BAKAL di Indonesia berarti : "Penduduk asli yang pertama yang menurunkan generasi baru". Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
  • Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan bagaimanapun juga. Jadi mengkiaskan bahwa tiap pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat,kuat, dan ulet, serta menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuhsegala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
  • Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi mengkiaskan bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana ia berada dan dalamkeadaan yang bagaimanapun juga.
  • Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon tertinggi di Indonesia. Jadi mengkiaskan bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus, yang mulia dan jujur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkanoleh sesuatu.
  • Akar nyiur tumbuh kuat dan erat didalam tanah. Jadi mengkiaskan tekad dan keyakinan tiap Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
  • Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikandiri dan kegunaannya kepada tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

Penggunaan

Lambang Gerakan Pramuka dapat dipergunakan pada Panji,Bendera,Papan NamaKwartir / Satuan, Tanda Pengenal dan alat administrasi Gerakan Pramuka.

Penggunaan lambang tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk mengingatkan dan menanamkan sifat dan keadaan seperti yang termaktub dalam artikiasan lambang Tunas Kelapa itu pada setiapanggota Gerakan Pramuka.

Setiap anggota Gerakan Pramuka diharapkan mampu mengamalkan dan mempraktekkan ilmu pengetahuan danteknologi yang dimilikinya kepada masyarakat di sekelilingnya. Sebab generasi muda yang tergabung dalam Gerakan Pramuka diharapkan kelak mampu menjadi kader pembangunan yang berjiwa Pancasila


Apabila anda ingin mendapatkan artikel diatas dalam bentuk Ms.Word Office, berhubung dalam web ini tidak diperbolehkan untuk copy paste, silahkan anda clik link yang penulis sediakan dibawah ini.

Download Arti Lambang Tunas Kelapa (Gerakan Pramuka)

author by admin

KOPRS PNS

Korps Pegawai Republik Indonesia seperti dinyatakan dalam Anggaran Dasar Korps Pegawai Republik Indonesia adalah wadah untuk menghimpun seluruh Pegawai Republik Indonesia demi meningkatkan perjuangan, pengabdian, serta kesetiaan kepada cita-cita perjuangan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 bersifat demokratis, mandiri, bebas, aktif, profesional, netral, produktif, dan bertanggung jawab.

Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) terbentuk pada tanggal 29 Nopernber 1971 bertolak dari latar belakang pemikiran, bahwa dengan pegawai yang terkotak-kotak dalam berbagai kelompok idiologi tidak mungkin tugas menjalankan pemerintahan dan pembangunan yang diamanatkan Negara dapat dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Dengan Keputusan Presiden Nomor 82 Tahun 1971 tanggal 29 Nopember 1971 dibentuk Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) sebagai satu-satunya wadah untuk menampung kegiatan para anggotanya di luar kedinasan.

Kode Etik Korpri

Korpri memiliki Kode Etik yang dinamakan Panca Prasetya Korps Pegawai Republik Indonesia.
Kode Etik Korpri adalah pedoman sikap dan tingkah laku angotanya.

Naskah Panca Prasetya Korpri adakah sebagai berikut :




PANCA PRASETYA KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

KAMI ANGGOTA KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA, ADALAH INSAN YANG BERIMAN DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERJANJI :
  1. SETIA DAN TAAT KEPADA NEGARA KESATUAN DAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR1945.
  2. MENJUNJUNG TINGGI KEHORMATAN BANGSA DAN NEGARA SERTA MEMEGANG TEGUH RAHASIA JABATAN DAN RAHASIA NEGARA.
  3. MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NEGARA DAN MASYARAKAT Dl ATAS KEPENTINGAN PRIBADI DAN GOLONGAN.
  4. MEMELIHARA PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA SERTA KESETIAKAWANAN KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA.
  5. MENEGAKKAN KEJUJURAN, KEADILAN DAN DISIPLIN SERTA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN DAN PROFESIONALISME.


PENJELASAN PANCA PRASETYA KORPRI

Pada umumnya yang dimaksud dengan Kode etik adalah aturan tata susila, sikap akhlak, dan ilai-nilai yang menjadi pedoman bagi anggota kelompok profesi tertentu dalam berskap, berperilaku dan melaksanakan kegiatan.

Di dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia memiliki keterkaitan dengan lingkungan. Di lingkungan keluarga, kehidupan probadi dibatasi oleh norma-norma ataupun pedoman hidup yang berasal dari adat dan agama. Dalam kehidupan berorganisasi, setiap anggota dibatasi oleh tata tertib organisasi yang bersangkutan yang bersifat mengikat untuk dilaksanakan secraa disiplin dengan sanksi tertentu apabila dilanggar.

KORPRI sebagai suatu organisasi, dalam MUNAS I KORPRI tahun 1978, telah menetapkan Kode Etik KORPRI Sapta Prasetya KORPRI, yang dalam perkembangannya telah diadakan penyempurnaan dalam perumusannya pada MUNAS III KORPRI tahun 1989.

Sejalan denganKeputusan MUNAS V KORPRI tahun 1999, dirasa perlu untuk mengubah Kode Etik yang telah ada menjadi Kode Etik KORPRI yang dinamakan Panca Prasetya KORPRI.

Pada hakikatnya kedudukan anggota KORPRI adalah insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, warga negara, pejuang, unsur paratur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat. Oleh karena itu, sikap dan perilaku anggota KORPRI harus mencerminkan hakikat dan kedudukannya yang dirumuskan dalam Panca Prasetya KORPRI.

Untuk dapat mengamalkannya dengan baik, Panca Prasetya KORPRI harus dipahami dan dihayati secara seksama. Dengan demikian diharapkan makna yang terkandung di dalam Kode Etik KORPRI dapat ditegakkan secara arif, tepat, taat asas. Apabila tidak demikian halnya, norma tidak akan terwujud di dalamkenyataan.

Dengan Kode Etik Panca Prasetya KORPRI, diharapkan segenap anggoat KORPRI dapat menempatkan kedudukannya selaku pemikir, perencana, pelaksana, pengendali, dan pengawas dalam tugas-tugas pemerintahan di satu pihak serta sebagai pengayom, pembela keadilan dan pejuang untuk kepentingan anggota, serta panutan bagi masyarakat.

LAMBANG KORPRI

Lambang Korpri diadakan dengan maksud untuk lebih menumbuhkan jati diri dan jiwa korsa anggota Korpri.
Bentuk dan makna lambang Korpri adalah sebagai berikut:



LOGO KORPRI
  • Pohon dengan 17 ranting, 8 dahan, dan 45 daun, melambangkan perjuangan sesuai dengan fungsi dan peranan Korpri sebagai Aparatur Negara Republik Indonesia yang dimulai sejak diproklamasikannya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945;
  • Bangunan berbentuk balairung dengan lima tiang, melambangkan tempat dan wahana sebagai pemersatu seluruh anggota Korpri, perekat bangsa pada umumnya untuk mendukung pemerintahan Republik Indonesia yang stabil dan demokratis dalam upaya mencapai tujuan nasional dengan berdasarkan Pancasila dan Jatidiri, Kode Etik serta paradigma baru KORPRI.
  • Sayap yang besar dan kuat ber-elar 4 (empat) ditengah dan 5 (lima) ditepi melambangkan pengabdian dan perjuangan Korpri untuk mewujudkan organisasi yang mandiri dan profesional dalam rangka mencapai cita-cita kemerdekaan Bangsa Indonesia yang luhur dan dinamis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.


Apabila anda ingin mendapatkan artikel diatas dalam bentuk Ms.Word Office, berhubung dalam web ini tidak diperbolehkan untuk copy paste, silahkan anda clik link yang penulis sediakan dibawah ini.

Download Panca Prasetya KORPRI
author by admin


Arti dari semboyan ini adalah :  

ING NGARSA SUNG TULADA
(di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik)
ING MADYA MANGUN KARSA

(di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide)
TUT WURI HANDAYANI
 (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan)


Tut Wuri Handayani adalah penggalan dari kalimat panjang yang terkenal dari Ki Hajar Dewantoro, pendiri Taman Siswa, bapak pendidikan kita, yang baris terakhirnya juga menjadi bagian dari logo Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia : Ing Ngarso Sun Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Maknanya lebih kurang : di depan memberi teladan, ditengah membimbing (memotivasi, memberi semangat, menciptakan situasi kondusif) dan dibelakang mendorong (dukungan moral).

Kalimat itu menjadi rujukan saat bicara tentang konsep kepemimpinan yang baik, memberi tuntunan bagaimana seharusnya seorang pemimpin atau seorang guru (yang digugu dan ditiru) bertindak.

Ketiga kalimat itu berulang-ulang ditulis, dibahas, diingat kemudian dilupakan. As usual, idelisnya kita sampai di mulut saja. Begitu turun ke perut yang serba idealis tadi akan menguap ke atas dan masuk kembali ke kepala dalam sebentuk angan-angan tentang suatu hal yang ideal. Keluar lagi lewat mulut, begitu turun ke perut menguap lagi, dan seterusnya, dan seterusnya. (Do you catch me?)

Kalimat itu begitu sering diucapkan, dibaca, dibahas sampai si pendengar atau si pembaca lupa untuk memahami, belum sampai taraf menghayati, apalagi mengamalkan. Untuk sampai ke tahap paham saja sulit. Sebab umumnya begitu tahu, sudah puas. Berhenti, dan mengira dirinya sudah hebat.

Ing Ngarso Sun Tuladha

Di depan memberi teladan. Duh susahnya menjadi teladan. Menjadi teladan itu artinya si pemberi teladan harus senantiasa sadar, aware terhadap pikiran, perkataan dan tindakannya. Melakukan segala sesuatu secara benar. Memberi contoh yang baik. Itu sulit. Alamiahnya manusia itu selalu mondar-mandir di dua kutub. Mana bisa menjadi baik terus. Seharusnya juga tidak buruk terus.

Menyeimbangkan dua kutub itu adalah perjuangan seumur hidup. Lalu kalau untuk seimbang saja harus berjuang seumur hidup, sewaktu-waktu bisa tergelincir jatuh, bagaimana memberi teladan? Ya dengan menunjukkan usaha yang sungguh-sungguh untuk tetap seimbang itu tadi. Saat kita senantiasa sadar dan berusaha menyeimbangkan diri, tidak perlu repot-repot memikirkan apa teladan yang baik, sebenarnya kita sudah memberi teladan.

Ing Madya Mangun Karsa

Di tengah memotivasi, menggugah semangat, kemauan dan niat. Ini juga sulit. Bagaimana membuat situasi yang kondusif untuk orang lain agar bisa berkembang, menggugah semangat untuk terus meraih kemajuan itu sulit. Apalagi kita dihadapkan pada masalah internal diri kita sendiri dan masalah eksternal dengan lingkungan kita. Tidak bisa? Oh bisa. Yang diperlukan hanya niat baik untuk melakukannya. Asal paham lakonnya hidup, baris yang inipun pasti akan dilakukan orang-orang dengan senang hati

Tut Wuri Handayani

Di belakang memberi dorongan moral. Nah ini dia. Katanya seorang pemimpin atau guru atau orang yang lebih pandai, lebih tahu-- saat membimbing orang lainnya harus bersikap sebagai among (ini bahasa Jawa, bukan Inggris!). Pengemong. Pengasuh. Jadi yang menjadi fokus adalah yang diasuh. Karena itu saat yang di asuh merasa lemah, merasa tidak mampu, pengemong akan maju memberi dorongan semangat, dukungan moral. Dengan kata-kata, dengan sikap perbuatan. Dengan hati yang penuh cinta. (iya penuh cinta, karena tanpa yang satu ini, tidak akan pernah bisa ada tindakan tut wuri handayani.

Jadi kesimpulannya apa yang coba disampaikan KH Dewantoro itu adalah : sadarlah pada pikiran, perkataan dan tindakan kita, pahami hidup dan kembangkan cinta kasih. Inilah pemahaman saya tentang Ing Ngarsa Sun tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.

Tetapi, masih ada tetapi. Saya bukan penutur asli bahasa Jawa. Saya tidak dibesarkan dalam tradisi Jawa. Saya tidak tinggal cukup lama di pulau Jawa. Jadi, bisa jadi pemahaman saya tentang kalimat KH Dewantoro ini mengalami distorsi makna karena ketidaktahuan saya. Karena dari pengalaman saya, setiap kata bahkan huruf, dalam bahasa Jawa selalu punya makna. Tidak ada kata yang sia-sia. Seperti halnya hidup, tidak ada hidup yang sia-sia. Tidak ada kejadian yang sia-sia.

Apabila anda ingin mendapatkan artikel diatas dalam bentuk Ms.Word Office, berhubung dalam web ini tidak diperbolehkan untuk copy paste, silahkan anda clik link yang penulis sediakan dibawah ini.

clik link dibawah ini 
Download Makna Logo Pendidikan Nasional

author by admin


PROFIL

Nama Resmi    :    Kabupaten Magelang
Ibukota    :    Mungkid
Provinsi     :    JAWA TENGAH
Batas Wilayah    :   
  • Sebelah Utara : Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang
  • Sebelah Timur : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali
  • Sebelah Selatan : Kabupaten Purworejo dan DIY Yogyakarta
  • Sebelah Barat : Kabupaten Temangung dan Kabupaten Wonosobo
  • Di Wilayah Tengah : Kota Magelang.
Luas Wilayah    :    1.102,93 Km²
Jumlah Penduduk    :    1.331.673 Jiwa
Wilayah Administrasi    :    Kecamatan: 21, Kelurahan: 5, Desa: 367

(* data : Permendagri No.66 Tahun 2011)

SEJARAH

Sejarah Kabupaten Magelang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan Kota Magelang. Pada tahun 1801, Letnan Gubernur Jendral Sir Stamford Raffles mengangkat Ngabei Danuningrat sebagai Bupati pertama Magelang, atas petunjuk dari gurunya beliau memilih daerah antara desa Mantiasih dan desa Gelangan sebagai pusat pemerintahannya. Pada tahun 1930, jabatan bupati diserahkan kepada putranya yang bernama Ngabei Danukusumo, dan Magelang statusnya dari Kabupaten menjadi gremente bersama dengan Kota Semarang, Salatiga, danPekalongan. Namun kedudukan Bupati masih diakui sehingga ada dua pimpinan di daerah Magelang yaitu Bupati Magelang dan Walikota Magelang.

Seiring dengan waktu, kedudukan Kabupaten Magelang diperkuat melalui UU No. 2 tahun 1948 dengan ibu kota di Kota Magelang. Pada tahun 1950 berdasarkan UU No. 13 tahun 1950 Kota Magelang berdiri sendiri dan diberi hak untuk mengatur rumah tangga sendiri, sehingga ada kebijaksanaan untuk memindah ibukota kabupaten ke daerah lain. Ada dua alternatif ibukota penganti Kota Magelang, yaitu Kawedanan Secang atau Kawedanan Muntilan, namun kedua daerah ini ditolak. Pada tanggal 22 maret 1984, Kota Mungkid secara resmi diresmikan sebagai ibukota Kabupaten Magelang oleh gubernur Jawa Tengah.

ARTI LOGO

Penjelasan tentang GAMBAR
  • Bintang bersudut lima berwarna kuning emas terletak ditengah yang berbentuk perisai sebagai lambang perjuangan menggambarkan daerah Kabupaten Magelang adalah daerah yang subur bagi segala macam golongan, agama dan lapisan masyarakat.
  • Tulisan KABUPATEN MAGELANG Berwarna kuning emas menunjukkan identitas daerah.
  • Stupa Borobudur berdiri limas trap berwarna putih dan berlubang hitam terletak ditengah - tengah perisai melambangkan monumen tersohor Candi Borobudur yang dimiliki Kabupaten Magelang dan merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia dan melambangkan obyek Pariwisata.
  • Keris berwarna kunig emas terletak ditengah stupa melambangkan perjuangan pahlawan Diponegoro yang gigih menentang penjajah Belanda.
  • Gunung berjumlah lima buah berwarna kuning emas terletak dibawah trap melambangkan bahwa Kabupaten Magelang adalah suatu wilayah pegunungan/dataran tinggi dari lima pegunungan ( Panca Arga ) yaitu Gunung Merapi,Merbabu, Andong, telomoyo dan Sumbing.
  • Duapuluh lima butir padi berwarna kuning berangkai membujur keatas di bagian kiri perisai dan lima buah kapas berwarna putih berangkai dengan empat daun berwarna kuning emas membujur keatas bagian perisai serta emapt buah panili pada batangnya yang melilit pada bambu runcing di sebelah kiri, melambangkan bahwa pada tanggal 25 September 1945 telah terjadi perjuangan mengusir penjajah Inggris dan Gurkha dalam mencapai kemerdekaan di daerah Kabupaten Magelang.
  • Dua helai daun tembakau berwarna kuning emas dan klembak yang terletak lurus dibawah daun tembakau menggambarkan hasil produksi pertanian untuk Kabupaten Magelang.
  • Dua bambu runcing berwarna kuning emas terletak sudut menyudut kekiri dan kekanan pada klembak melambangkan perjuangan rakyat dan pemerintah Kabupaten Magelang dalam perang kemerdekaan yang dapat menggalang persatuan dan kesatuan Bangsa.
  • Samir berwarna merah putih melengkung keatas terletak dibagian bawah perisai yang menggambarkan suatu optimisme akan tercapainya cita - cita yang luhur.
Penjelasan tentang WARNA
  • Kuning tua atau kuning emas berarti keluhuran, melambangkan cita -cita yang luhur yang terkandung didalam perjuangan rakyat Kabupaten Magelang.
  • Merah tua berarti berani, melambangkan keberanian bertindak, keberanian menderita demi untuk tercapainya cita - cita luhur.
  • Hijau tua berarti harapan kehidupan, harapan akan cita - cita luhur yang amat besar.
  • Hitam berarti abadi kekal, perjuangan rakyat Kabupaten Magelang kekal dan abadi, pantang mundur sampai cita - cita berhasil.
  • Putih berarti suci bersih, perjuangan mencapai cita - cita, mencapai keadilan dan kebenaran. (Sumber media kab magelang..)
NILAI BUDAYA

CANDI BOROBUDUR

Candi Borobudur, Pawon dan Mendut merupakan candi budha yang dibangun oleh raja Samaratungga dari dinasti Syailendra pada abad ke 8. Tiga Candi Budha tersebut memiliki relief atau gambar timbul yang menarik menggambarkan kehidupan sang Budha dan reinkarnasinya dalam bentuk ceritera Jataka dan Lalitavistara. Candi Borobudur dan Pawon terletak di Kecamatan Borobudur sedangkan candi Mendut di Kecamatan Mungkid, 3 km kearah timur candi Borobudur.

Apabila anda ingin mendapatkan artikel diatas dalam bentuk Ms.Word Office, berhubung dalam web ini tidak diperbolehkan untuk copy paste, silahkan anda clik link yang penulis sediakan dibawah ini.

Download Arti Logo Kab. Magelang
author by admin

  • Bentuk Kundi Amarta yang berbentuk dasar segi lima melambangkan dasar falsafah Negara yakni Pancasila.
  • Laut bergelombang melambangkan kehidupan masyarakat di Jawa Tengah.
  • Candi Borobudur melambangkan Daya Cipta yang besar Tradisi yang baik dan Nilai-nilai Kebudayaan yang khas dari Rakyat Jawa Tengah.
  • Gunung Kembar mempunyai arti idiil bersatunya rakyat dan Pemerintah Daerah.
  • Perpaduan antara Laut dan Gunung Kembar dengan latar belakangnya yang hijau menggambarkan keadaan alamiah Daerah Jawa Tengah dengan bermacam-macam kekayaan alamnya sebagai kehidupan dan penghidupan Rakyat Jawa Tengah.
  • Bambu Runcing melambangkan Kepahlawanan dan Keksatriaan Rakyat Jawa Tengah.
  • Bintang bersudut Lima berwarna kuning emas yang disebut juga "Nur Cahaya" melambangkan kepercayaan Ketuhanan Yang Maha Esa dari Rakyat Jawa Tengah.
  • Padi dan Kapas melambangkan Kemakmuran Rakyat JawaTengah.
  • Umbul-umbul Merah Putih melambangkan Daerah Jawa Tengah sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • Perpaduan antara Bintang, Padi dan Kapas melambangkan hari depan Rakyat Jawa Tengah menuju ke Masyarakat Adil dan Makmur yang diridloi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
  • Perpaduan antara Bulir Padi yang berbiji 17, Bambu Runcing yang beruas 8 serta Ranting Kapas yang berdaun 4 dan berbuah 5 merupakan rangkaian angka-angka yang mewujudkan saat yang bersejarah serta keramat "17 Agustus 1945" yang wajib kita agungkan.


Apabila anda ingin mendapatkan artikel diatas dalam bentuk Ms.Word Office, berhubung dalam web ini tidak diperbolehkan untuk copy paste, silahkan anda clik link yang penulis sediakan dibawah ini.

Download Logo Jawa Tengah

author admin

  1. Huruf jawa tengah berwarna merah : melambangkan keberanian pramuka jawa tengah
  2. Coklat muda sebagai dasar lambang : melambangkan keadilan dan kemakmuran masyarakat jawa tengah
  3. Bintang segi lima : melambangkan kepemimpinan luhur berdasarkan pancasila
  4. Sepuluh lidah api berwarna merah : melambangkan dasadharma yang akan di pertahankan bersama oleh pramuka
  5. Padi dan kapas : melambangkan keadilan dan kemakmuran
  6. Keris berlekuk tiga : melambangkan trisatya dan senjata tradisional jawa tengah
  7. Blencong/sumber api : melambangkan sumber penerangan pada tingkah laku anak pramuka
  8. Stupa : tingginya kebudayaan kita
  9. Cikal tunas kelapa : melambangkan pramuka sebagai cikal bakal bangsa indonesia
Arti secara keseluruhan :

Pramuka sebagai cikal bakal bangsa indonesia akan melaksanakan darma baktinya dengan berpegang teguh pada trisatya dan dasa darma dengan tidak meninggalkan kepribadian menuju masyarakat yang adil dan makmur

Apabila anda ingin mendapatkan artikel diatas dalam bentuk Ms.Word Office, berhubung dalam web ini tidak diperbolehkan untuk copy paste, silahkan anda clik link yang penulis sediakan dibawah ini.
Download Arti dan Kiasan Badge Jawa Tengah

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes